ARTIKELBERITACAB. KAB. ASMAT

YAPIS, INISIASI KADERISASI ULAMA DI ASMAT

Pelaksanaan kegiatan amal Ramadhan di Masjid At Tarbiyah, YAPIS Cabang Asmat di koordinir oleh OSIS SMP YAPIS Agats (Remaja Masjid At Tarbiyah)

Agats, Asmat (28/3) – Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Bulan dimana diwajibkan bagi setiap muslim untuk berpuasa.

Ramadhan senantiasa memberikan kesan dan cerita serta keindahan yang tak terlukis dengan kata-kata. Demikian yang dirasakan kala berkunjung ke Kota Papan, Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan.

Menyambangi salah satu cabang Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) di pulau yang juga dikenal dengan istilah “Kota Lumpur” tersebut. Di tempat yang dihuni masyarakat yang terkenal dengan keahlian dan keindahan hasil ukir tersebut memberi nuansa tersendiri.

Dalam mengisi bulan Ramadhan 1445 H. atau 2024 M. ini, Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) di Tanah Papua, Cabang Kabupaten Asmat menggelar beragam aktivitas. Kian mengagumkan, karena aktivitas tersebut diinisiasi oleh para siswa yang tergabung dalam Remaja Masjid At Tarbiyah, YAPIS Agats. Dimulai dari pelaksanaan buka bersama, shalat taraweh berjamaah, tadarus Alquran dan ragam aktivitas lainnya.

Buka puasa bersama, pengurus, guru, peserta didik dan jamaah Masjid At Tarbiyah, YAPIS Agats

Buka puasa bersama adalah agenda rutin yang dilaksanakan yayasan yang beralamat di Jln. Yapis, Agats tersebut.  Bertempat di Masjid At Tarbiyah, kegiatan ini diikuti oleh para guru maupun peserta didik dari tiga sekolah YAPIS yang berkumpul dalam satu kompleks tersebut. Yaitu TK YAPIS Agats, SD Darussalam dan SMP Yapis Agats, Asmat. Selain itu, para jemaah dari sekitar masjid juga turut hadir dan meramaikan.

Kegiatan yang diprakarsai oleh para siswa SMP Yapis Agats ini, seluruhnya diatur oleh mereka. Mulai dari penyiapan tempat, penyusunan acara hingga pemilihan petugas untuk Taraweh. Tentunya ini tetap dengan bimbingan pembina OSIS dan para guru yang tinggal di kompleks tersebut.

MEMBERIKAN RUANG BAGI RAMAJA DAN PEMUDA

Hari itu juga bertepatan dengan peringatan Nuzulul Quran. Peringatan hari “turunnya Alquran” ini dilaksanakan secara sederhana di Masjid YAPIS tersebut.

Ustadz Latief Rahayamtel, S.Pd.I berkesempatan menjadi pengisi Kultum dalam kesempatan tersebut. Dalam ceramahnya, ustadz Rahayamtel sempat menyinggung istilah “turunnya Alquran”. Menurutnya istilah ini kurang tepat karena mengesankan adanya ruang dan waktu.

Terlepas dari itu, dirinya mengingatkan untuk terus mempelajari dan mengamalkan Alquran. Menurutnya, Alquran hadir salah satunya adalah untuk mencerdaskan manusia.

Alquran sebagai Mu’jizat Rasulullah memiliki beberapa keunggulan. “Diantaranya, Alquran tidak bertentangan dengan fitrah manusia; sebagai suatu kebenaran yang tidak ada pertentangan diantara ayat satu dan ayat lainnya; dan sebagai pedoman dari Allah sehingga tidak ada intervensi dari manusia” ungkapnya.

“Allah yang menurunkan Alquran, dan Allah jualah yang menjaganya”.

Dilanjutkan dengan Shalat Sunah Taraweh dan Witir. Kali ini, alumni SMP YAPIS Agats didaulat memimpin shalat. Alumni tersebut kini menjadi salah satu Santri Pondok Tahfiz Quran di Makassar.

“Ini merupakan bentuk penghargaan kepada para siswa ataupun lulusan kami” ujar Nasaruddin Idris, Kepala SMP YAPIS Agats.

Pemberian kesempatan ini, tidak hanya untuk lulusan YAPIS, melainkan bagi semua remaja Asmat yang mondok di luar Asmat.

“Jadi, kami ada kesepakatan bersama umat, bahwa setiap anak Asmat yang tengah atau telah menimba ilmu dengan mondok, begitu kembali ke Asmat, harus diberikan kesempatan di tiga masjid yang ada di Asmat ini” lanjutnya.

Lingkungan/kompleks YAPIS Cabang Asmat berada di Jl. YAPIS dan menjadi tempat kantor Cabang YAPIS, Masjid At Tabiyyah, TK YAPIS Agats, SD Darussalam, dan SMP YAPIS Agats

Menurut lelaki yang juga merupakan Ketua MUI Kab. Asmat tersebut, hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan sekaligus melatih remaja Asmat hingga nanti siap menjadi pemimpin di masyarakat.

“Bisa dibilang, sebagai kaderisasi ulama di Kab. Asmat” imbuhnya.

Dirinya juga menambahkan, bahwa pada saat yang bersamaan, terdapat santriwati yang tengah menjadi penceramah kultum di Masjid Agung Asmat.

Program pembiasaan ini merupakan contoh praktik baik yang patut dicontoh. Bagaimana tidak, saat ini masyarakat kita masih cenderung mempertanyakan keilmuan berdasar usia. Artinya, cenderung meragukan kualitas karena masih muda. Namun YAPIS Cabang Asmat bersama masyarakat Asmat tetap komit dan memberikan ruang seluas-luasnya bagi yang muda untuk berkarya. Tentu ini juga tetap dalam bimbingan dan pendampingan dari Ulama, Orang tua dan Masyarakat.

Semoga praktik ini dapat dicontoh dan dikembangkan guna menghadirkan YAPIS sebagai garda terdepan pendidikan umat. YAPIS sebagai “stokist” Ulama, pemimpin umat menuju Rahmatan Lil Alamin *

(TAM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *